Pengaruh Teori Evolusi dan Ilmu Psikologi


Teori Evolusi Lamarck dan Teori Insting
menurut William James.


Jean Baptise de Lamarck (1744 – 1829) seorang ahli biologi kebangsaan Perancis, memiliki suatu gagasan dan menuliskannya dalam bukunya berjudul “Philoshopic”. Dalam bukunya tersebut Lamarck mengatakan sebagai berikut.
a. Lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri-ciri dan sifat-sifat yang diwariskan melalui proses adaptasi lingkungan.
b. Ciri dan sifat yang terbentuk akan diwariskan kepada keturunannya.
c. Organ yang sering digunakan akan berkembang dan tumbuh membesar, sedangkan organ yang tidak digunakan akan mengalami pemendekan atau penyusutan, bahkan akan menghilang.

    Contoh yang dapat digunakan oleh Lamarck adalah jerapah. Menurut Lamarck, pada awalnya jerapah memiliki leher pendek. Karena makanannya berupa daun-daun yang tinggi, maka jerapah berusaha untuk dapat menjangkaunya. Karena terbiasa dengan hal ini maka semakin lama, leher
jerapah menjadi semakin panjang dan pada generasi berikutnya akan lebih panjang lagi. Berdasarkan bukti-bukti fosil yang ada, ean Baptiste de Lamarck mengemukakan teori evolusi pada 1809, tahun saat Darwin dilahirkan. Lamarck mengungkapkan bahwa makhluk hidup berevolusi sebagai respon terhadap perubahan lingkungannya. Berevolusi, maksudnya makhluk hidup berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Oleh karena itu, Lamarck merupakan orang pertama yang menyatakan bahwa makhluk hidup melakukan evolusi.
Teori evolusi Lamarck menjelaskan dua fakta penting, yaitu sebagai berikut.
a. Pertama, mengenai penemuan fosil yang memperlihatkan bahwa makhluk hidup di masa lampau berbeda dengan yang hidup saat ini.
b. Kedua, teorinya menjelaskan mengapa setiap makhluk hidup memiliki adaptasi yang baik terhadap lingkungannya.

    Lamarck memperlihatkan bahwa setiap makhluk hidup memiliki adaptasi yang sesuai dengan cara hidupnya. Gajah memiliki belalai yang panjang untuk mengumpulkan makanan; singa memiliki cakar yang kuat dan taring untuk menangkap mangsa; dan rusa memiliki kaki panjang yang lincah untuk menghindari predator. Lamarck juga mengajukan suatu penjelasan mengenai mekanisme evolusi. Menurut Lamarck, makhluk hidup mengembangkan ciri khusus melalui organ yang digunakan dan tidak digunakan (use and disuse). Oleh karena itulah, mekanisme evolusi Lamarck disebut juga teori use and disuse. Lamarck mencontohkan bahwa rusa yang sering berlari cepat menghindari serigala akan mengembangkan otot lari yang kuat. Sifat yang dibentuk oleh makhluk hidup selama hidupnya disebut ciri atau sifat yang didapatkan. Lamarck percaya bahwa ciri atau sifat yang didapat tersebut dapat diwariskan.

Hubungan dengan ilmu Psikologi
Jika psikologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari  tentang jiwa manusia dan segala tingkah lakunya, menurut saya dari teori evolusi Lamarck bisa dikaitkan juga dengan ilmu psikologi. Menurut Lamacrk makhluk hidup merupakan tingkat-tingkat perkembangan kehidupan, sedang manusia berada dipuncak perkembangan tersebut. Yang artinya tidak akan muncul lagi makhluk hidup yang lebih tinggi tingkat kesempurnaannya dimasa yang akan datang. Proses perkembangan tersebut menurut Lamarck dipengaruhi oleh kebiasaan. Kebiasaan tersebut akan menyebabkan perubahan struktur tubuh (anatomi) dan diwariskan kepada keturunannya. Sebagai akibat pengaruh kebiasaan tersebut, Lamarck menyimpulkan bahwa organ-organ yang digunakan akan berkembang sedangkan organ yang tidak digunakan akan mengalami kemunduran (use and disuse).

Lamarck memberikan contoh fenomena jerapah sebagai pendukung teorinya. Menurut Lamarck, jerapah pada mulanya berleher pendek. Karena sering digunakan untuk menggapai pucuk dedaunan yang semakin tinggi, maka leher jerapah menjadi panjang. Lamarck menjelaskan bahwa pucuk di bagian bawah telah habis dimakan, sehingga untuk mempertahankan hidup maka jerapah harus menjangkau pucuk dedaunan yang tinggi. Dari contoh tersebut jelas bahwa faktor lingkungan yakni pucuk dedaunan yang makin tinggi untuk dijangkau, telah mempengaruhi jerapah untuk menjulurkan lehernya. Akhirnya terjadi perubahan struktur anatomi leher jerapah menjadi semakin panjang dan sifat ini diwariskan kepada keturunannya. Teori evolusi meyakini bahwa evolusi tidak hanya member efek kepada segi fisik tetapi juga mempengaruhi tingkah laku individu. Dalam psikologi, doktrin memberi efek yang cukup dalam, dengan menekankan sifat warisan, teori evolusi memengaruhi psikologi perkembangan dengan sangat mendalam. Salah satunya adalah teori insting yang dikemukakan oleh William James. 

Menurut James, insting-insting mirip dengan refleks, yang menghasilkan tingkah laku-tingkah laku otomatis dalam kondisi-kondisi yang menunjangnya tanpa diketahui ke arah mana atau untuk tujuan apa tingkah laku tersebut itu muncul. Setiap insting adalah impuls yang bekerja sebagai pengarah organism dalam bertingkah laku.Keberadaan insting dan tujuan tingkah laku yang muncul tidak diketahui. James kemudian menguraikan variabilitas insting melalui 2 prinsip. Pertama, insting bisa dihambat oleh kebiasaan atau proses belajar. Caranya adalah dengan membatasi rentang atau kuantitas dari objek-objek yang berkenaan dengan aktivitas instingtif.Kedua, sejumlah insting bersifat sementara atau tidak tetap, hanya aktif pada waktu tertentu atau pada masa perkembangan tertentu. 

Bagi James, insting-insting itu berlaku sebagai landasan dimana tingkah laku dibentuk melalui perkembangan kebiasaan-kebiasaan. Seperti contoh pada teori evolusi Lamarck, jerapah yang dahulunya berleher pendek memiliki insting bagaimana dia bisa mengambil dan memakan daun yang ada diranting pohon yang tinggi. Akhirnya karena kebiasaan menjulurkan lehernya untuk menggapai daun sehingga mempengaruhi dari segi anatomi tubuhnya dan perilakunya secara bertahap.

James berpendapat bahwa dengan menjabarkan insting-insting itu dan bagaimana insting-insting tersebut bisa menjadi adaptif selama masa evolusi manusia maka ia akan bisa menerangkan tingkah laku bermotivasi. James percaya bahwa insting sebagai impuls yang mendorong munculnya tingkah-laku, tidak diketahui kemunculannya, akan tetapi manusia dapat mengontrol atau mengendalikannya, terutama dengan pengalaman-pengalaman yang ada. Misalnya insting lapar, insting haus, insting seksual atau insting-insting yang lain, mungkin datang secara tiba-tiba tanpa disengaja. Akan tetapi manusia memiliki kemampuan untuk melakukan, menunda atau tidak sama sekali untuk memenuhi atau memuaskan insitng-insting tersebut. James juga percaya, perilaku instingtif dapat dimodifikasi melalui pengalaman. Sebagai contoh misalnya, insting yang berkaitan dengan kesopanan akan menyebabkan seseorang merah mukanya dan serta merta akan memalingkan muka manakala secara tanpa sengaja melihat orang berjemur di pantai dalam keadaan tak berpakaian. Akan tetapi tidaklah demikian bagi orang-orang yang sudah terbiasa melihatnya, yang tentunya akan tenang-tenang saja, bahkan mungkin tidak ambil peduli meghadapi hal yang demikian itu.

James berpandangan bahwa manusia memiliki insting-insting seperti yang dimiliki binatang juga insting-insting yang khas manusia. Sebagai tokoh yang konsepnya banyak dipengaruhi oleh teori evolusi, James menjelaskan bagaimana peranan berbagai macam insting dari yang sederhana sampai pada tingkat evolusi yang peling tinggi yaitu insting yang hanya ada pada manusia dalam proses munculnya tingkah laku. Suatu koreksi yang ditujukan kepadanya, adalah tidak adanya penjabaran secara jelas yang mana gerakan-gerakan refleks, yang mana perilaku instingtif dan yang mana pula perilaku yang didapat melalui proses belajar.




Sumber :

Komentar

Postingan Populer